Selasa, Januari 31, 2017

Sochib e-lBashr


Kok namanya aneh? Sochib e-lBashr. Gek macane piye, yo? 
Macane?? 
Sing jelas, yen macan'e (harimau) nang alas. Auum.. Hehehehe.  
Maksudnya, biar keren atau gimana kok dibuat(-buat) seperti itu? 
Oke, Tulisan ini berusaha untuk menjelaskan sedikit, mengapa nama ini akhirnya saya gunakan sebagai nama profil di akun Facebook saya. 
(Gak ada yang tanya sih, sebenarnya. Juga gak ada yang peduli. Jadi ini sekedar tulisan dibaca silakan gak dibaca ya gak papa, ini saya tulis buat kesenangan pribadi, iseng2 nulis gitulah..)

Nama depan, sochib, Ini sebenarnya nama umum yang sering terdengar, karena dibacanya sohib, bukan socib, ejaan nya memakai 'ch' karena ia menggunakan transliterasi lama untuk huruf arab  "ح". Satu yang mungkin rada aneh adalah nama belakang e-lBashr. Kata yang susah dibaca tadi. 
Ada sedikit alasan kenapa kata itu dan dengan ejaan seperti itu,  menjadi nama belakang saya.

Jadi gini, (masih baca kan? Terimakasih. hehehe)

Nama sochib sebenarnya potongan dari nama panjang sochibulbasri. Nama panjang ini adalah nama pemberian asli dari orang tua. Berasal dari bahasa Arab yang artinya pemilik penglihatan. Sama, seperti arti sohib dari frase kata sohibul bait yang artinya pemilik rumah juga misal sohibul hajat yang berarti pemilik hajat. Terus, mengapa harus dipotong? Ini supaya bisa dipakai untuk dua orang. Sochib dan Basri. Kata sochib diberikan kepada saya, sedangkan Basri diberikan untuk saudara kembar saya. 
Yup, betul!, saya anak kembar. Kata ortu dulu, memberi nama anak kembar dengan satu frase dan kemudian dibagi dua itu adalah hal yang biasa (kecenderungan umum, khususnya di daerah kelahiran saya, Mantingan Ngawi). Jadi nama saya di KTP atau Akte Lahir sebenarnya cuma satu kata, potongan dari frase sochibulbasri, yaitu 'sochib' saja. 

Nah,  di era internet dimana system database nama orang mengharuskan penggunaan nama depan dan nama belakang. Maka saya perlu menambahkan juga nama belakang agar pendaftaran akun bisa diterima oleh system database. Jika saya menambahkan saja nama Basri jadi nama belakang, rasanya kok nama pemberian orangtua ini jadi saya pakai sendiri?? Tapi kalau misal saya tambahkan kata lain selain Basri, ntar artinya jadi beda, dong, bukan lagi seperti yang dimaksudkan orang tua.. 

Baiklah, kayaknya kata Basri ini perlu sedikit dimodifikasi agar tidak secara langsung menggunakan nama pemberian orangtua hanya untuk saya diri sendiri. Dan sedikit modifikasi yang saya lakukan disini hanyalah di masalah ejaan. 

Setelah googling sana-sini, Kata Basri, ternyata sebenarnya berasal dari bahasa Arab 'البصر' (baru tahu, ya? saya). dimana s-nya memakai huruf shod (ص) atau jika dialih aksara (transliterasi) ke bahasa Indonesia menjadi huruf "sh". Ok, biar beda, saya pakai aja nama belakang menjadi 'elbashr'. el sendiri adalah huruf yang sering dipakai orang barat dalam menuliskan huruf sandang alif-lam dalam kata arab. Belakangan kata elbashr ini saya ubah lagi menjadi e-lBashr, biar tidak terkesan terlalu kebarat-baratan (ing ngatase saya dilahirkan sebagai orang timur dan berdiam di negera timur). e- dalam kata e-lbashr itu meniru kata e- dalam kata e-mail atau e-commerce dimana dalam bidang Teknologi Informasi merupakan kependekan dari electronic. Jadi pesan yang juga ingin saya sampaikan lewat ejaan ini adalah bahwa saya lebih khusus lagi cenderung keiptek-iptekan alih-alih kebarat-baratan. Hahaha.  OK, Bro..

Kamis, Januari 26, 2017

You are The Reason

My Innocent Girls


Sudah lama tidak merenung dan menuliskan sesuatu tentang anak. Baiklah, aku akan mencoba menuliskannya. 

Bagiku, sebagai bentuk rasa tanggung jawab orang tua yang telah melahirkan anak ke dunia ini adalah dengan memberi contoh bagaimana cara menjalani hidup di dunia ini dengan benar. Anak adalah alasan utama untuk tetap berjuang dalam hidup, bagaimana mencari makna positif atau bagaimana  mengatasi perasaan negatif yang muncul. Jika orangtua tidak tahu bagaimana menjalani hidup dengan benar, mengapa membuat kehidupan baru dengan melahirkan manusia ke dunia ini? 

Sikap - sikap yang baik secara umum harus bisa dikenali dan dijalani. Ketulusan, kesabaran, tanpa iri dan dengki, bersyukur terhadap segala hal yang telah diberi, menerima apapun keadaannya dirinya baik fisik maupun mental,  harus bisa menjadi sikap hidupnya. Mungkin akan terasa sakit pada awalnya, tapi kalau sudah menjadi kebiasaan, sikap itu akan menjadi karakter dan membuat jiwanya terus berkembang, bahagia dengan kehidupannya. Baik untuk dirinya sendiri juga memancar ke lingkungan di luar dirinya. Seperti belajar naik sepeda, sesekali mungkin akan jatuh, sakit, tapi itu adalah proses yang harus dilalui. Sekali bisa mengendarainya, dia tak perlu jatuh-jatuh lagi malah mungkin bisa memboncengkan teman bersamanya.. 

Selalu ada kekhawatiran apakah anak-anakku akan bisa melewati semua ujian hidup yang akan ada. Doa yang selalu aku panjatkan adalah semoga anak-anakku mampu melewati semuanya, tanpa mengakibatkan kerusakan pada fisiknya, juga mentalnya. Sanggup ditempa untuk menjadi manusia yang bijaksana, berguna bagi kehidupan ini. Amin.

Kontributor